Rabu, 03 Agustus 2016

Qur'an dari Palembang

Mushaf Gaya 'Pantai Timur'


Menyaksikan 'Pameran Peradaban Islam' (demikian temanya) yang digelar dalam rangka Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Nasional ke-26 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 30 Juli - 6 Agustus 2016, ada satu pajangan yang menarik di anjungan Sumatera Selatan. Senang sekali, saya diberi izin untuk membuka Qur'an tua di dalam kaca itu. Inilah catatannya. 
Ukuran mushaf 30,5 x 20 cm, tebal 6 cm. Kertas Eropa, cap kertas ProPatria, Concordia, dengan cap tandingan ‘Van Gelder’. 15 baris per halaman. Tinta hitam, merah untuk kepala surah, tanda tajwid, garis bingkai, dan lingkaran tanda ayat. Sampul kulit coklat dengan hiasan cap timbul. Mushaf lengkap, terdapat beberapa halaman kosong di bagian depan dan belakang. Kondisi naskah sampai dengan Surah Ali ‘Imran cukup bagus, namun halaman-halaman selanjutnya, hingga bagian akhir mushaf, rusak parah karena kertas dimakan tinta yang mengandung zat besi.
Halaman iluminasi awal mushaf, sebagian bersepuh tinta emas.

Medalion di pias luar halaman menghiasi tanda juz dan nisf. Iluminasi yang indah bergaya ‘pantai timur’ (Semenanjung Malaysia) terdapat di bagian awal, tengah (Surah al-Isra’) dan akhir mushaf. Naskah Qur’an ini disimpan oleh Biro Kesejahteraan Rakyat Provinsi Sumatera Selatan, pemberian seorang pegawai Kanwil Kementerian Agama Sumatera Selatan. Melihat cap kertasnya, mushaf ini diperkirakan dari pertengahan abad ke-19. Keberadaan mushaf ini Palembang menandakan bahwa persebaran mushaf gaya ‘pantai timur’ cukup luas, terutama meliputi wilayah negeri-negeri Melayu dari Semenanjung Malaysia, Riau, Palembang, Pontianak, hingga Batavia.
(Mengenai gaya khas 'pantai timur', lihat: https://www.academia.edu/1607240/The_spirit_of_Langkasuka_Illuminated_manuscripts_from_the_East_Coast_of_the_Malay_Peninsula). 

(Catatan: Terima kasih kepada Pak Wilman yang mengizinkan saya memotret mushaf).








Halaman iluminasi akhir mushaf.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar